Jumat, 21 Desember 2012

Chapter 1 - RENATA RYDER



“Renata,bangun!!!”
Aku tersentak bangun karena ada yang mengguncangku. Aku membuka mata,setengah ngantuk,tentunya.” Apa?”aku berhasil menguak.
Yura Akagi,dengan mata merah gelapnya,dengan muka setengah panik (pemandangan yang sudah biasa setiap pagi),setengah menjerit di depan mukaku,”Kita hampir telat!”
Aku hanya bisa mengatakan “oh”ketika Yura menyeretku dan mendorongku(hampir melempar,sebenarnya) ke kamar mandi.
Aku tersaruk-saruk ke wastafel,lalu langsung menyiram wajahku dengan air dingin. Ah,lebih segar dan lebih sadar. Aku nggak tau seberapa lama waktu yang aku habiskan untuk mencuci muka,tapi gedoran keras di pintu kamar mandi membuatku terlonjak.
“RENATA!!! Cepaaaattt!”
“IYAAA! Kamu duluan saja!”
Tanpa mendengar jawaban Yura,aku mendengar pintu kamar dibanting. Oke,dia benar-benar pergi duluan.
Aku mandi dengan cepat(alias cuma sekedar siram-siram),lalu keluar dari kamar mandi dengan langkah cepat dan hampir terpeleset. Aku berpakaian dengan cepat dengan seragam yang kumodifikasi sendiri(aku tidak suka aturan seragam sekolah ku—menurutku sih terlalu formal dan nggak asyik banget. Lengan kemeja seragamnya kupotong,lalu aku mengenakan celana alih-alih rok sekolah). Aku keluar dari kamar asramaku dan mulai marathon ke sekolah.
Aku hampir jatuh ketika melihat gerbang sekolah mulai ditutup dan seseorang yang tak asing sedang berdiri disana,ditemani dua koleganya. Yuk,kenalan dengan ketua osis robot sekolahku,Kagami Raito.
Raito melihatku. Oh sial,tau begini aku mutar saja lewat gerbang belakang. Raito mengangkat kacamatanya sedikit,berusaha melihat lebih jelas. Mungkin matanya memang sudah rusak berat sehingga kacamatanya setebal itu. Ia memberi isyarat kepada salah satu koleganya.  Sial,apa aku bolos saja? Kolega yang diberi isyarat itu mendatangiku.” Kelas--?”
“Aku cuma orang kebetulan lewat,”aku berusaha mengelak.
Kolega si Ketua Osis menggeleng.” Bukan,kau Renata Ryder. Cuma kau seorang murid yang menggunting kemeja sekolahmu sendiri.”
Aku mengernyit.” Memangnya pihak sekolah rugi kalau aku memodifikasi seragamnya? Dan ‘menggunting’ itu bukan kata yang tepat—”
“Yah—Kagami,aturan keberapa yang berisi tentang peraturan seragam?“
“18,”jawab Raito enteng.
Tuh kan? Ketua Osis robot ini seolah punya software tersendiri di otaknya. Bayangkan,dia hafal semua aturan sekolah. Aku takkan heran jika dia tau berapa jumlah totol yang dimiliki macan tutul.

Sementara kolega ini berceramah panjang soal aturan sekolah,aku menatap anak yang sedang Raito ceramahi. Seorang anak berambut kuning terang yang mengenakan jaket gaya anak berandal